- Sejarah Singkat Terbentuknya Kerajaan Islam Mughal
Kemaharajaan Mughal didirikan oleh MuhammadZahirudin Babur pada 1526 M. Babur adalah cucu Timur Lenk (1482-1530 ).Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan.Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi yang dipimpin Sultan Ibrahim Lodi Shah.Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Nama Mughal sendiriadalah sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia tengah. "Ensiklopedia Islam bahkan menyebutkan “Mogul (Mughal-pen) didirikan oleh seorang penjajah dari Asia Tengah, Muhammad Zahiruddin Babur dari etnis Mongol.”
Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam yamg pertama di India akan tetapi sebelumnya sudah berdiri beberapa kerajaan kecil Islam. Kerajaan-kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang terbentuk pasca keruntuhan Dinasti Umayyah di India yakni yang berakhir pada kepemimipinan Sultan Mahmud (1020 M) yang terkenal dengan pasukan Ghaznawiyah-nya. Diantara kerajaan-kerajaan tersebut adalah Mamluk (1206-1290M), Khalji (1296-1316 M ), Tuglug (1320-1412 M ), dan dinasti-dinasti lain.
Kerajaan Islam Mughal terbentuk berawal dari Babur yang mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Zahiruddin Babur mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Lodi pimpinan Ibrahim Lodi yang tengah berkuasa di India yang manaIndia pada saat itu tengah dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi.
Babur berhasil menaklukkan Punjab pada tahun 1525 M. Kemudian pada tahun 1526, dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan dari tangan Ibrahim Lodi. Ibrahim sendiri terbunuh pada pertempuran itu.. Babur bersama pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah Kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
BAB II
PEMBAHASAN
- Perkembangan Kerajaan Mughal
Raja Muhammad Zahirudin Babur adalah raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Moghul. Ia memerintah sejak 1526-1530 M. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529 M. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia.
Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) dimasa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karena banyak perlawanan dari musuh-musuhnya.Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi.Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj (Afganistan) yang mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia.Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah)yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia,Humayun berhasil merebut Delhi tahun 1555 M.Setahun setelah itu, yakni pada tahun 1556 M. Humayun meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaanya.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Ketika menerima tahta kerajaan Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi'ah. Diawal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi.
Setelah Raja Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M.
Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayahyang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.Para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Inilah yang kemudian dikenal denganpolitik Sulhul Kull atau toleransi universal, yaitupolitik yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.
Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari situ muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M). pada masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan.
Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb (Jahangir).
Jahangir Aurangzeb (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan. Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.
- Kejayaan Kerajaan Mughal
Kejayaan Kerajaan Mughaldicapai ditandai dengan majunya peradaban di berbagai bidang yang diantaranya:
- Bidang Politik
Politik Sulhul Kull pada masa Raja Akbar Khan berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya.
- Bidang Militer
Pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.
- Bidang ekonomi,
Memajukan pertanian yang hasilnya terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik.
- Bidang Seni
Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.
- Bidang Sastra
Banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang.
- Bidang Ilmu Pengetahuan
Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow.Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru.
- Kemunduran Kerajaan Mughal
Kehidupan seperti roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Demikian pula halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan mughal mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena generasi pemimpin selanjutanya sangat lemah.Tercatat sultan-sultan pasca Aurangzeb adalah sebagai berikut:
- Bahadur Shah (1707-1712)
- Jahandar Shah (1712-1713)
- Furrukhsiyar (1713-1719)
- Rafi ul-Darjat (1719-1719)
- Rafi ud-Daulat (1719-1719)
- Nikusiyar (1719-1743)
- Mohammed Ibrahim (1720-1744)
- Muhammad Shah (1719-1720, 1720-1748)
- Ahmad Shah Bahadur (1748-1754)
- Alamgir II (1754-1759)
- Shah Jahan III (1759-1759)
- Shah Alam II (1759-1806)
- Akbar Shah II (1806-1837)
- Bahadur Shah II (1837-1857)
Kemunduran ini ditandai dengan konflik dikalangan keluarga kerajaan, yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian.Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, ia mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram, menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 M, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 Ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas.Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M Hal ini membuat repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik negeri ini sangat menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan. Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan Inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya.
Menyadari kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris. Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi dapat dikalahkan. Walaupun dalam serangan itu pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, Inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahadur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemunduran kerajaan Mughal disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
- Para pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan yakni pasca kepemimpinan Jahangir Aurangzeb.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik.
- Konflik internal kerajaan yakni perang saudara yang berkepanjangan dalam memperebutkan kekuasaan.
- Konflik – konlfik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintah daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat
- Infasi kerajaan lain.
- Pemberontakan oleh masyarakat Hindu akibat ketidakadilan penguasa.
- Persaingan ekonomi dengan pihak asing terutama bangsa Barat yakni Inggris.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
BAB III
____________________________________________________________________
BAB III
PENUTUP
Pada penutupan ini kami akhirkan makalah kami dengn emberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Dinasti Mughal adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh “Muhammad Zahiruddin Babur”, seorang keturunan Timur Lenk, Ayahnya bernama “ Umar Mirza adalah penguasa Fergana, dan ibunya keturunan Jengis Khan. Pada masa kepemimpinan “Akbar” ( 1556-1605 M ), kerajaan Mughal mencapai masa keemasan dan kemajuan, dan masih dapat dipertahankan oleh tiga penerusnya, yaitu “ Sultan Jehangir “ ( 1605-1628 M ), “Sultan Syah Jehan ( 1628-1658 M), dan “Sulatan Aurangzeb” ( 1658-1707 M). Ketiga Sultan penerus Akbar memang terhitung “raja – raja besar dan kuat” namun tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
- Kekuasaan Dinasti Mughal berakhirr pada masa pemerintahan Bahadur Syah tahun 1858 M, setelah tidak mampu untuk mengadakan perlawanan terhadap kekuatan Inggris. Runtuhnya kekuasaan Mughal ini terjadi karena beberapa faktor yang membawa kepada kehancurannya, antara lain:
- Para pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan yakni pasca kepemimpinan Jahangir Aurangzeb.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik.
- Konflik internal kerajaan yakni perang saudara yang berkepanjangan dalam memperebutkan kekuasaan.
- Infasi kerajaan lain.
- Pemberontakan oleh masyarakat Hindu akibat ketidakadilan penguasa.
- Persaingan ekonomi dengan pihak asing terutama bangsa Barat yakni Inggris.
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesepurnaan untuk itu kami minta maf atas segala kekurangan yang ada. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan.
Terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment